Kamis, 04 Mei 2017

Sejarah Tempe


Tempe : makanan terbuat dari kedelai merupakan kreasi asli bangsa Indonesia. Di masa lalu Tempe sudah dikenal, di Jaman Majapahit Tempe diyakini ada, penyebutan tempe sebagai makanan secara terang-terangan disebut dalam serat Centhini, jae santen tempe ( jenis masakan tempe yang dicampur santan) dan kadhele tempe srundengan.Sebagai tambahan catatan walau ini masuk dalam referensi cerita rakyat, soal Tempe Bacem Kotagede yang terkenal sering disandingkan dengan Gudeng Manggar yang merupakan produk kuliner Ki Ageng Mangir Wonoboyo II

 Tempe menjadi makanan terkenal setelah krisis pangan pasca Perang Diponegoro, saat itu Van Den Bosch menerapkan kerja rodi, rakyat diharuskan menanam tanaman perkebunan seperti tebu dan karet, ini semakin merusak unsur harga tanah. Di masa ini tempe jadi makanan wajib. Rakyat kelaparan dan kehilangan padi-nya, harus berebut jam kerja dengan kewajiban rodi, memakan makanan dihasilkan tanaman yang gampang tumbuh seperti : Ubi, Singkong dan Kedelai, nah kedelai ini diolah menjadi tempe, ditemukan pada era tanam paksa, tahun 1875 meniru makanan Cina yang bernama Koji, kedelai yang difermentasikan dengan kapang
Tempe menjadi penyelamat bangsa Eropa yang ditawan Jepang, saat itu Jepang masuk ke Indonesia dan mencari orang-orang Belanda untuk dimasukkan ke kamp kerja paksa dan dipenjara. Dalam penjara mereka dikasih makan tempe, ternyata tempe itu yang membuat para interniran londo itu bertahan hidup, sebab-nya tempe memiliki kandungan protein yang amat tinggi.

Kata "tempe" diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut.
 
Namun, nama 'tempe' pernah digunakan di daerah perkotaan Jawa, terutama Jawa tengah, untuk mengacu pada sesuatu yang bermutu rendah. Istilah seperti 'mental tempe' atau 'kelas tempe' digunakan untuk merendahkan dengan arti bahwa hal yang dibicarakan bermutu rendah karena murah seperti tempe. Soekarno, Presiden Indonesia pertama, sering memperingatkan rakyat Indonesia dengan mengatakan, "Jangan menjadi bangsa tempe." Hal ini Beliau sampaikan dalam salah satu orasi, pada saat ada bangsa asing yang ingin memberi bantuan ke Bangsa kita, namun pada saat yang sama juga ingin ikut campur untuk urusan dalam negeri Indonesia, Presiden Sukarno menolak bantuan tersebut karena kita menghindari intervensi asing. Baru pada pertengahan 1960-an pandangan mengenai tempe ini mulai berubah. Menurut Ong Hok Ham, tempe yang kaya protein telah menyelamatkan kesehatan penduduk Indonesia yang padat dan berpenghasilan relatif rendah
 
Menurut artikel Kompas, pada 3 Juli 2003 yang ditulis M. Astawan menyebutkan :
Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu,dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg.

Tempe di luar Indonesia
Tempe dikenal oleh masyarakat Eropa melalui orang Belanda, populer di Eropa sejak tahun 1946. Pada tahun 1895, Prinsen Geerlings (ahli kimia dan mikrobiologi dari Belanda) melakukan usaha yang pertama kali untuk mengidentifikasi kapang tempe. Perusahaan-perusahaan tempe yang pertama di Eropa dimulai di Belanda oleh para imigran dari Indonesia
 
Tempe di luar Indonesia
Sementara itu, tempe populer di Amerika Serikat setelah pertama kali dibuat di sana pada tahun 1958 oleh Yap Bwee Hwa, orang Indonesia yang pertama kali melakukan penelitian ilmiah mengenai tempe. Di Jepang, tempe diteliti sejak tahun 1926 tetapi baru mulai diproduksi secara komersial sekitar tahun 1983, Pada tahun 1984 sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa, 53 di Amerika, dan 8 di Jepang. Di beberapa negara lain, seperti Republik Rakyat Tiongkok, India, Taiwan, Sri Lanka, Kanada Australia, Amerika Latin, dan Afrika, tempe sudah mulai dikenal di kalangan terbatas

Saat ini tempe sudah di kenal luas oleh semua kalangan di Indonesia, dengan di ciptakannya beberapa mesin produksi tempe, proses produksi tempe menjadi semakin mudah, murah, higienis, aman, tidak terlalu menghabiskan waktu dan tenaga.

Salam Tempe,
Pendekar Tempe Sakti

 

Jumat, 09 Januari 2015

Manfaat Sertifikasi ISO 9001 dalam proses produksi

Apa Manfaat Sertifikasi ISO 9001?

ISO 9001 merupakan sertifikasi yang berorientasi pada layanan pelanggan dan standar manajemen mutu yang diadopsi pada tahun 2000 oleh International Organization for Standardization (ISO). Standart ini merupakan standart internasional yang bersifat universal
Suatu perusahaan tidak akan mungkin mengatakan produknya baik pada semua orang, oleh sebab itu diperlukan pihak ketiga sebagai wasit, yang menentukan aturan main dalam proses produksi, dalam hal ini ada lembaga lembaga yang memiliki otoritas untuk memberi Sertifikasi ISO 9001 pada sebuah perusahaan yang mengajukan dan telah menjalankan  semua aturan dan kewajiban yang disyaratkan bersama.
Hal yang perlu di ketahui bersama apa itu manfaat ISO 9001, sbb:
1.    Menjamin suatu produk di hasilkan sesuai prosedur yang sudah di sepakati bersama, hal ini akan memberi ketenangan dan kepercayaan kepada konsumen akan produk yang dihasilkan.
2.    Meningkatkan kinerja perusahaan, semua pekerja akan bekerja secara terukur dan ada acuan yang jelas tentang proses produksi  
3.    Dari sisi Pekerjapun akan lebih jelas apa yang harus di kerjakan sesuaikan dengan Standart Operasi Kerja, tidak ada lagi standrt ganda,   
Tujuan akhir dari standarisasi ISO 9001 adalah kepuasan pelanggan, karena pelanggan akan mendapat produk akhir yang sudah memiliki standart kerja.
Kedepannya konsumen akan makin kritis, mereka menghendaki adanya kepastian  kualitas untuk produk yang akan mereka beli/konsumsi

Semoga  produsen makin paham akan kebutuhan dan keamanan serta kenyamanan konsumen 

Rabu, 07 Januari 2015



NEWS RELEASE

Pendekar Tempe Sakti Memproduksi Tempe Dengan Standart ISO 9001

Pada Awal bulan Februari 2014, UD Pendekar Tempe Sakti yang memproduksi Tempe Hienak, mulai berproduksi di tempat baru, di Medoan Ayu MA III D/34 Surabaya. Perusahaan yang awalnya di mulai dari usaha kecil di rumah Galaxi Bumi Perlai L2/8 Surabaya selama kurang lebih setahun memproduksi tempe di rumah; perusahaan memulai hanya dengan 3 kg kedelai perhari. Usaha di mulai dengan peralatan sederhana seperti pengrajin tempe lainnya. Kepercayaan konsumen dan di bantu dengan tenaga produksi yang kompeten, serta masukkan dari penjual dan konsumen akhirnya perusahaan memutuskan untuk memproduksi tempe secara professional. Maka dimulailah melakukan produksi tempe dengan mengunakan mesin. Hal ini sangat tidak lazim bagi pengrajin tempe pada umumnya. Awalnya proses mencari mesin tempe menemui banyak kendala, karena selama ini tempe di produksi dengan menggunakan peralatan yang sederhana, sehingga praktis tidak ada mesin yang diperlukan. Akhirnya kami menciptakan beberapa mesin yang sesuai dengan kebutuhan, mulai mesin pemecah kedelai, mesin pencuci, mesin peragian hingga mesin packing

Tempe Hienak sebagai brand yang memberikan perhatian terhadap masalah higienis dan kualitas tempe telah memformulasikan tempe dengan kedelai pilihan yang bersih, proses produksi menggunakan mesin-mesin yang canggih, menggunakan air yang sudah terfiltrasi dengan baik dan secara keseluruhan memproduksi dengan standart pangan yang terkontrol dan dengan standarisasi kualitas Sertifikasi ISO 9001. Produk Tempe Hienak ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan tempe berkualitas yang aman dari bebas bahan-bahan campuran tambahan

Tempe sebagai bahan pangan asli produksi Indonesia praktis belum tersentuh dengan standarisasi kualitas yang baik, tidak seperti jenis produk lainnya yang memiliki standard yang jelas semacam SNI. Ini menyebabkan masing-masing pengrajin memproduksi tempe dengan cara yang berbeda, bahkan sudah di buat secara turun menurun selama beberapa generasi. Tempe di pasar biasanya ada beberapa jenis kualitas, antara lain dengan beberapa jenis filler/ tambahan dalam proses memproduksi tempe, mulai kulit kedelai, jagung, singkong, ampas tahu sampai nasi aking/ karak. Beberapa bahan penambah/ filler memang diijinkan untuk di konsumsi, namun beberapa jenis bahan filler perlu diwaspadai. 

Saat ini Tempe Hienak sudah di produksi dengan peralatan yang aman untuk kontak dengan bahan pangan. Dengan digunakannya mesin-mesin maka memungkinkan tempe di produksi dengan kapasitas besar dan dengan standart kualitas sesuai dengan Standart ISO 9001 yang sudah dimiliki perusahaan. Pada tahapan akhir setelah perebusan, sampai dengan peragian dan proses pembungkusan (packing), tempe yang di produksi sudah tidak ada lagi kontak langsung dengan tangan 

Harapan kami kedepannya Keluarga Indonesia akan bisa mendapat tempe kualitas baik, rasa enak dengan harga yang terjangkau bagi banyak kalangan masyarakat.

Untuk keterangan lebih lanjut bisa menghubungi Soetono ( Hp 0811373828)

atau

tim layanan konsumen
Di Medoaan Ayu MA III D 34 Surabaya
Telpon : 031 - 8722888
Email : tempehienak@gmailcom

Website www.tempehienak.com